Aku mendapat pertanyaan saat tea time bersama Putriku yang berusia 19 tahun.

"Jika Ibu pernah hidup kembali, jangan melahirkanku."
"Apa yang kamu bicarakan tiba-tiba?"
"Ibu tidak perlu melahirkanku. Oleh karena itu, aku ingin ibu menjalani hidup seperti yang ibu inginkan."
Pertanyaannya tiba-tiba, dan yang dia ucapkan pun tidak masuk akal.
"Aku akan memberikannya kepada ibu ketika aku mendapat kesempatan itu."
"Bagaimana bisa ada kesempatan seperti itu?"
"Entahlah. Meski aku terlihat begini, aku adalah seorang penyihir."
"Meskipun nilai kelulusanmu dari kelas adalah 6?" Disertai tawa kecil.
"Benar, bahkan jika aku punya kesempatan pun aku tidak akan melahirkanmu. Kenapa aku harus menderita lagi karena melahirkanmu dua kali?"
Lalu putriku tersenyum.
"Temuilah seseorang yang lebih baik daripada ayah. Pria yang sangat keren. Pria yang cukup tinggi sehingga ibu bisa memakai high heels. Pria yang tampan dan bisa memahami lukisan ibu."
"Jika ibu hidup kembali, pastikan untuk mengaku. Siapa tahu? Mungkin hasilnya akan bagus?"
"Memangnya itu mungkin?"

Kemudian, Rihen Copland terbangun dari tidurnya. Dengan penampilan berusia 19 tahun.
Hidup kembali tidak mengubah hidupnya secara keseluruhan. Tapi dia mungkin bisa membuat putrinya sedikit lebih bahagia. Untuk melakukannya, dia harus menikah kembali dengan suaminya
Tapi janji itu segera mulai goyah.

Sejak dia bertemu cinta pertamanya, Sir Schudermel Raft.