Ingin menikah dan memiliki anak, Harriet memutuskan untuk membuat “daftar ketentuan yang diinginkan dari kandidat suami”. Ia ingin pria yang berpenampilan tidak begitu baik, tapi juga tidak begitu buruk. Tidak terlalu kaya, tapi juga tidak terlalu miskin. Sang bos, Alex, sampai tercengang dan berkata, “Kamu ingin menikah dengan pria membosankan seperti itu?” Sesuai dugaan, Harriet putus dari tunangannya. Bos yang lahir dari keluarga miskin dan sukses dalam bidang real estat adalah pria yang memenuhi ketentuannya, yang tak lain adalah Alex. Tapi, jatuh cinta padanya yang ingin tetap melajang merupakan hal yang bodoh! Dan tentu saja Harriet tahu hal itu. Namun, tiba-tiba Alex mengajaknya menginap di hotel bintang lima dan berkata, “Di akhir pekan, mari nikmati hubungan rahasia yang memesona ini.”

Harriet wants to get married and have kids someday, so she decides to make a checklist for an ideal husband. For instance, he can’t be too handsome or too ugly, nor can he be too rich or too poor. Her boss, Alex, is dumbfounded when he hears this. Who would she want to marry such a boring man? It’s no wonder Harriet broke up with her fiancé. Despite being born into a poor family, Alex has become a successful real-estate developer. He more than checks off Harriet’s list, but she’d be an idiot to fall for a sworn bachelor like him. So what will she do when he asks her to spend a passionate weekend with him at a five-star hotel?